Twitter Stream
“The Soerabaja”, Games Souvenir Khas Surabaya Bikinan Mahasiswa Ubaya
Surabaya yang dikenal sebagai Kota Pahlawan ternyata belum memiliki souvenir yang benar – benar khas Surabaya.
Terinspirasi dari lingkungan Mahasiswa Ubaya menyalurkan ide kreatifnya untuk membuat souvenir khas Surabaya yang dinamakan “The Soerabaja”
“The Soerabaja” melambangkan sebuah replika karakter iwak Suro dan Boyo yang menjadi ciri khas Surabaya. Di mana patungnya bisa kita lihat salah satunya di depan wisata Surabaya yaitu Kebun Binatang Surabaya.
“Sebelumnya saya melakukan riset terhadap turis lokal dan turis mancanegara tentang apa yang sebenarnya mereka inginkan sebagai souvenir khas Surabaya,” jelas Rendy Setiawan, Kamis (02/02) di International Village Ubaya Surabaya.
Souvenir ini terlihat unik karena terbuat dari kayu dan sekaligus bisa dimainkan oleh pemiliknya. Satu set souvenir yang di beri nama “The Soerabaja” ini selain terdiri dari replika karakter Suro dan Boyo di dalamnya juga terdapat game board , bola – bola dan empat buah partner yang terdiri dari replica Tugu Pahlawan, Hotel Orange, Bambu Runcing, dan Gedung House Of Sampoerna.
Ke empat partner yang tergabung dalam souvenir “The Soerabaja” tersebut juga terbuat dari kayu dengan ukuran lebih kecil. “Sebenarnya permainan ini diangkat dari mitos kota Surabaya, jadi siapa yang bisa lebih banyak menempatkan bola didaerah lawan dialah yang menang,” jelas mahasiswa jurusan Desain Manajemen Produk (DMP) Ubaya ini.
Gameboard yang ada di dalam souvenir “The Soerabaja” telah disediakan 20 lubang yang nantinya Suro dan Boyo akan mengarahkan bola ke daerah lawan. “Disini juga ada Golden Hole yang bisa langsung memang jika ada bola yang masuk ke daerah tersebut sedangkan ada juga Silver Hole yang berkesempatan memilih partner lewat kartu yang tersedia untuk menghalangi salah satu lubang,” tambah Rendy.
Menurut mahasiswa DMP Ubaya ini bagian tersulit dalam pembuatan souvenir “The Soerabaja” adalah ketika ia membuat sendi – sendinya. Karya yang sekaligus menjadi tugas akhirnya ini berhasil dikemas dalam waktu satu bulan dan nilai A diterimanya dari sang Dosen.
Sumber: suarakawan.com
New Member
Maria Sri Warni
Nama : Mari Sri Warni
Asal / Umur : Surabaya / 66
Lama Sakit : 5 Tahun
Sisi Wajah : Kiri
STORY
Setelah 18 Tahun, Baru Kutemukan Jalan Keluarnya
Eliya : saya mengalami kedutan sudah lama, sekitar sejak tahun 95, sudah 18 tahun – an. Awalnya hanya kedutan sedikit dan jarang – jarang di ujung mata kanan saya, semakin lama intensitasnya semakin tinggi dan itu yang saya alami sampai sebelum operasi 7 Mei 2013 kemarin.
Hal yang paling di ingat oleh Eliya (62) saat masih hidup berteman dengan spasme di wajahnya adalah suntik botox yang di lakukannya pada bulan Oktober 2012 kemarin. “saya pernah suntik botox sekali pada bulan sepuluh ketika anak saya selesai kuliah, saya pergi jakarta untuk botox”, kata Eliya saat ditanyai riwayat pengobatannya selama menderita spasme.
Read more...